Senin, 21 Maret 2011

MENGANALISIS SIFAT / KARAKTER MANUSIA BERDASARKAN LETAK GEOGRAFIS

Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia dengan sifat dan karakter yang beragam. Kita mengenal banyak sekali suku bangsa di dunia ini yang diciptakan dengan berbagai keunikannya. Tapi kali ini saya hanya akan menulis sifat atau karakter antara dua suku bangsa yaitu orang jepang dan Indonesia, khususnya orang padang atau suku minangkabau (minang).

Karakter orang jepang

Sebelum kita mengenal sifat orang jepang tidak ada salahnya kita mengetahui terlebih dahulu letak geografis daerahnya.

Letak geografis jepang

Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.

Orang Jepang mempunyai sifat…

1. Ramah dan sopan

Khas budaya negara timur, penduduknya biasanya sangat ramah dan bersahabat. Orang Jepang cenderung untuk selalu menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya, sekalipun itu orang asing yang belum mereka kenal.
Sama halnya dengan budaya Jawa dan berbeda dengan budaya barat, budaya Jepang memperhatikan penghormatan dan sikap sopan kepada orang yang memiliki status sosial lebih tinggi atau lebih tua. Bahasa Jepang juga memiliki kosa kata khusus yang digunakan untuk menunjukkan penghormatan atau yang lebih sopan seperti “krama inggil” dalam bahasa Jawa.

2. Ekspresif

Mungkin inilah ciri yang paling mencolok dari orang Jepang. Kalau kalian pernah menonton dorama atau anime, atau membaca manga pasti sering menemui ciri ekspresif ini, bagaimana mereka menunjukkan rasa suka, sedih, terkejut dan lain-lainnya.
Saya belum pernah bertemu dengan orang yang seekspresif orang Jepang. Dan yang kadang membuat saya tidak habis pikir adalah bagaimana bisa sifat ekspresif ini menjadi ciri suatu komunitas? Apakah sifat ini sudah terdefinisikan di dalam DNA mereka? Sebelum bertemu dengan orang Jepang, saya berpikir bahwa sifat ekspresif yang meledak-ledak hanya dimiliki oleh orang-orang sanguinis saja.
Ciri ekspresif ini juga yang menjadikan orang Jepang adalah teman mengobrol yang asyik. Dengan sifat ekspresif ini mereka bisa berkomunikasi dengan empati. Tidak peduli seberapa sederhananya topik pembicaraannya, hal itu bisa terasa sangat menarik karena respon ekspresif yang diberikan oleh orang Jepang. Mungkin ini juga alasan mengapa di setiap program TVnya entah itu acara berita atau hiburan, melibatkan begitu banyak presenter.

3. Menghargai usaha / proses

Ini adalah salah satu karakter positif yang dimiliki oleh orang Jepang. Mereka tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi lebih berorientasi pada proses. Mereka sangat menghargai usaha dan kesungguhan seseorang. Sekalipun hasil yang dicapai oleh seseorang tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetapi jika orang tersebut sudah berusaha dengan sangat keras, maka mereka akan mengapresiasi dengan baik orang tersebut. Sikap menghargai usaha ini juga tampak dari ekspresi mereka yang selalu bersemangat menyongsong setiap pekerjaan dan tantangan, karena mereka yakin dengan semangat dan kerja keras akan memberikan hasil yang baik. Yosh..ganbatte ne!

4. Tumbuh sebagai satu komunitas

Orang Jepang cenderung maju dan berkembang sebagai satu komunitas daripada sebagai individu-individu yang terpisah. Kultur kebersamaan ini bisa terlihat jika kita sudah bergabung dengan komunitas tertentu, misalnya di laboratorium, unit kegiatan mahasiswa, atau perusahaan. Mereka membentuk program-program atau kegiatan yang dapat memacu kemajuan bersama. Contohnya training bersama, konsep senior yang mendampingi junior, kegiatan saling mengajar atau knowledge transfer untuk mendistribusikan kemampuan anggota yang lebih unggul kepada anggota lainnya. Selain itu ketika mereka sudah bergabung dalam komunitas tertentu, maka mereka lebih dikenal identitas komunitasnya daripada identitas individunya. Kombinasi antara kebanggaan akan komunitasnya dan usaha-usaha untuk memajukan komunitasnya inilah yang menjadikan masyarakat Jepang tumbuh dalam komunitas-komunitas yang kuat dan progresif.

5. Prosedural, well organized, tekun, dan teliti

Menurut saya sifat-sifat ini turunan dari karakter yang menghargai usaha. Untuk meraih hasil yang memuaskan, di dalam bekerja orang Jepang sangat memperhatikan urutan langkah-langkahnya. Jika mereka diberikan petunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan atau menggunakan suatu alat, maka mereka akan dengan teliti membaca petunjuknya dari awal hingga akhir tanpa ada yang terlewat lalu benar-benar mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Sangat prosedural. Jangan heran ketika melihat seorang masinis kereta yang sudah bekerja puluhan tahun, ketika menjalankan tugasnya dia masih dengan semangat menunjuk-nunjuk panel-panel kontrol sambil berbicara pada dirinya sendiri, itu semata-mata dilakukan untuk memastikan dia tidak salah dalam melakukan tugasnya. Meski mereka telah sering menjalani rutinitas itu, ketekunan dan ketelitiannya tidak berkurang. Orang Jepang memang sangat cocok untuk jenis pekerjaan yang berupa rutinitas dan membutuhkan ketelitian.

Hal ini juga yang berlaku dalam hal mematuhi aturan lalu lintas atau peraturan lainnya. Tidak peduli kondisi di lapangan seperti apa atau apakah ada peluang untuk melanggar, mereka akan tetap mematuhi peraturan. Kalau kalian coba bertanya kepada mereka kenapa mereka selalu taat kepada setiap aturan, maka jawabannya akan sederhana karena itu adalah aturan, titik.

Karakter Orang Padang

Lain orang jepang lain pula sifat dan karakter orang padang. Tetapi mereka punya kesamaan sifat dengan orang padang yaitu pekerja keras.
Padang sebenarnya merupakan ibukota dari sumatera barat. Provinsi Sumatera Barat terdiri atas beberapa daerah, yaitu padang pariaman, bukittinggi, pesisir selatan, payakumbuh, tanah datar, solok, dan beberapa daerah lainnya.
Orang padang sering disebut juga dengan orang minang atau suku minang.

Letak geografis Sumatera Barat

Sumatera Barat diperkirakan 186.500 Km2. Panjang garis pantai Propinsi Sumatera Barat 2.420.357 Km. Secara administratif, wilayah Propinsi Sumatera Barat berbatasan Disebelah Utara dengan Propinsi Sumatera utara, Disebelah Selatan dengan Propinsi Bengkulu, Disebelah Timur dengan Propinsi Riau & Jambi dan Disebelah Barat dengan Samudera Hindia

Sifat masyarakat minang

Orang Minangkabau sangat menonjol dibidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Masyarakat Minang memiliki masakan khas yang populer dengan sebutan masakan Padang, dan sangat digemari di Indonesia bahkan sampai mancanegara.

Bagi laki2 orang minang baik itu padang, padang panjang, bukittinggi dan lainnya kenapa dianjurkan untuk memilih pasangan orang minang juga karena apabila laki2 minang mengambilbil istri orang selain minang maka anak yang dilahirkannya itu bukanlah orang minang lagi, si anak tidak mendapatkan hak apa2 seperti tidak memiliki salah satu suku yang ada di minang dan apa bila ia laki2 dan nanti menikah ia tidak mendapatkan gelar orang minang, si anak disebut dengan “anak pisang” yaitu kerabat orang minang karena di minang itu keturunan berdasarkan kepada ibu. Namun apabila seorang perempuan minang menikah dengan laki2 diluar minang, anak yg dilahirkannya adalah orang minang berdasarkan darah ibunya tersebut, mendapatkan suku berdasarkan suku ibunya.Karena orang minang sistem kekerabatannya matriakat.Tapi sekarang ini sudah banyak keluarga minang yang tidak yang tidak menomersatukan hal itu.

Menurut ketentuan adat Minang, tujuan itu akan dapat dicapai bila dapat disiapkan prasarana dan sarana yang tepat. Setiap individu Minang disarankan untuk selalu menjaga hubungan dengan lingkungannya. Adat Minang tidak terlalu memuja kemandirian (privacy) menurut ajaran individualisme barat. Adat Minang mengajarkan supaya membiasakan berembuk dengan lingkungan kendatipun menyangkut masalah pribadi.

Budaya suku Minang

Tradisi perhelatan pernikahan menurut adat Minangkabau lazimnya melalui sejumlah prosesi yang hingga kini masih dijunjung tinggi untuk dilaksanakan serta melibatkan keluarga besar kedua calon mempelai, terutama dari keluarga pihak wanita.

Dalam pola pewarisan adat dan harta, suku Minang menganut pola matrilineal yang mana hal ini sangatlah berlainan dari mayoritas masyarakat dunia yang menganut pola patrilineal. Terdapat kontradiksi antara pola matrilineal dengan pola pewarisan yang diajarkan oleh agama Islam yang menjadi anutan orang Minang. Oleh sebab itu dalam pola pewarisan suku Minang, dikenalah harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah. Harta pusaka tinggi merupakan harta turun temurun yang diwariskan berdasarkan garis keturunan ibu, sedangkan harta pusaka rendah merupakan harta pencarian yang diwariskan secara faraidh berdasarkan hukum Islam.

Harta pusaka tinggi adalah harta milik seluruh anggota keluarga yang diperoleh secara turun temurun melalui pihak perempuan. Harta ini berupa rumah, sawah, ladang, kolam, dan hutan. Anggota kaum memiliki hak pakai dan biasanya pengelolaan diatur oleh datuk kepala kaum. Hak pakai dari harta pusaka tinggi ini antara lain; hak membuka tanah, memungut hasil, mendirikan rumah, menangkapkan hasil kolam, dan hak menggembala.

Kesenian :
• Tari Payung
• Tari Pasambahan
• Tari Indang
• Sambah Manyambah

Ukiran Seni ukir dahulunya dimiliki oleh banyak Nagari di Minangkabau, namun saat ini seni ukir ini berkembang di Pandai Sikek (Pandai Sikat). Nagari Pandai Sikek terletak di antara Kota Padang Panjang dan Bukittingi, tepatnya di kaki Gunung Singgalan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Data.

Kain Songket

Kain songket dahulunya sama dengan seni ukir, kerajinan ini dimiliki oleh beberapa nagari di Minangkabau, namun sekarang yang masih bertahan adalah Nagari Pandai Sikek, Silungkang dan Kubang.


Referensi :
http://rosdayantilia.wordpress.com/2011/03/14/sifat-masyarakat-dengan-letak-geografisnya/
http://www.indonesia.go.id/id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=4052
http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang
http://lakso.wordpress.com/2009/06/10/orang-jepang-itu/