PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Secara etimologis, psikoterapi
memiliki arti yang sederhana, yaitu ‘psyche’ yang artinya jelas, yaitu ‘mind’
atau sederhananya: jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa Yunani yang berarti
‘merawat’ atau ‘mengasuh’, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah
perawatan terhadap aspek kejiwaan. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan ‘psychotherapy’
tidak tercantum, tetapi ada ‘psychotherapeutic’ yang di artikan sebagai
perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis
untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian psikoterapi adalah perawatan
yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis
terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.
Menurut Watson &
Morse (1977), psikoterapi dirumuskan sebagai bentuk khusus dari interaksi
antara dua orang, pasien dan terapis pada mana pasien memulai interaksi karena
ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan
mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan
mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan
tindakannya.
TUJUAN PSIKOTERAPI
Psikoterapi sangat
berguna untuk :
1.
Membantu penderita dalam memahami
dirinya, mengetahui sumber-sumber
psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, memberi perspektif masa
depan yang lebihcerah.
2.
Membantu penderita mendiagnosis
bentuk-bentuk psikopatologi,
3.
Membantu penderita menentukan
langkah-langkah praktis dan pelaksanaan pengobatannya
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
psikodinamik menurut Ivey (dalam Gunarsa, 2004) adalah :
·
membuat
sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi
kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan
menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
psikoanalisis menurut Corey (dalam Gunarsa, 2004) dirumuskan sebagai :
·
membantu
klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat melalui
pemahaman intelektual.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
terpusat yang dikemukakan oleh Corey (dalam Gunarsa, 2004) antara lain :
·
untuk
memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan baik,
sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang bisa mencegah pertumbuhannya.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
behavioristik yang dikemukakan oleh Ivey (dalam Gunarsa, 2004) sebagai berikut
:
·
untuk
menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku untuk mengganti pola-pola
perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
UNSUR PSIKOTERAPI
Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’
dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1. Peran sosial (martabat)
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi
1. Peran sosial (martabat)
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi
Perbedaan Psikoterapi Dan Konseling
Ada tiga perbedaan menurut Gay.S.Belkin :
v Konseling dan psikoterapi dapat di
pandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung
arti ganda. Pada satu segi menunjuk pada sesuatu yang jelas yaitu satu bentuk
terapi psikologis.
v Konseling lebih fokus pada konseren,
ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan, sedangkan psikoterapi
fokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
v Konseling dijalankan atas dasar
(atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia sedangkan
psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan
psikopatologi.
Sedangkan dalam buku Psikologi Konseling, tahun 2003
dikatakan perbedaan seperti berikut:
Ø Konseling umumnya berkenaan dengan
orang-orang yang tergolong normal, sedangkan psikoterapi orang yang mengalami
gangguan psikis.
Ø Konseling bersifat edukatif,
suportif, berorientasi kesadaran, dan jangka pendek. Sedangkan psikoterapi
bersifat rekonstruktif, konfrontif, berorientasi ketidaksadaran jangka panjang.
Ø Konseling lebih terstruktur dan
terarah kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan konkret. Sedangkan,
psikoterapi lebih luas dan mengarah pada tujuan yang lebih jauh.
Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness
- Pendekatan Psikoanalisa : banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia
2. Pendekatan Behavioristik : menekankan
proses berpikir rasional dalam terapi. pendekatan ini memandang manusia dari
sudut perilaku yang tampak yang bisa diobservasi dan dikuantifikasi
3. Pendekatan Humanistik : sangat
mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
4. Gestalt : sebagian besar merupakan terapi
eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai
reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
BENTUK UTAMA TERAPI
Sebagaimana
dikemukakan Atkinson (dalam Maulany, 1994) terdapat enam teknik atau bentuk
utama psikoterapi yang digunakan oleh para psikiater atau psikolog, antara
lain:
1. Teknik Terapi Psikoanalisa
Teknik ini menekankan fungsi
pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan
agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis
Freud. Menurutnya, paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit
mental, yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi
bebas, dan analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya disempurnakan oleh Jung
dengan teknik terapi Psikodinamik.
2. Teknik Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip
belajar untuk memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi,
sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku
yang pantas dan regulasi diri perilaku.
3. Teknik Terapi Kognitif Perilaku
Terapis membantu individu mengganti
interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang
lebih realistik.
4. Teknik Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan
fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan
memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy).
Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan
aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.
5. Teknik Terapi Eklektik atau Integratif
Yaitu memilih teknik terapi yang
paling tepat untuk klien tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah
spesifik, seperti alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.
6. Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang
memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam
interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi
keluarga adalah bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau
hubungan arang tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk
berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.
Referensi:
Gunarsa, Singgih D (2007). Konseling dan psikoterapi. In http://books.google.co.id/books?id
=vjvjGDxJi4C&pg=PA85&lpg=PA85&dq=perbedaan+psikoterapi+dengan+konseling &source=bl&ots=nxgmJh_-5n&sig=QALpK3MKUqTTVXsBjd_mAmaEnY&hl=
en&sa=X&ei=3wZDUbjzH9HHrQe78IHQDA&redir_esc=y#v=onepage&q=perbedaan %20psikoterapi%20deng (p. 85). Jakarta:
BPK Gunung Mulia
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling dan
Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Maulany, R.F. (1997). Buku Saku Psikiatri: Residen
Bagian Psikiatri UCLA.
Mujib,
A. (2002). Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.