Kamis, 28 Oktober 2010

MANUSIA DAN CINTA KASIH


1. Pengertian Cinta Kasih

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun rasa sangat kasih atau rasa sangat tertarik hatinya.
Kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka/sayang kepada seseorang yang disertai dengan belas kasihan.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat.
Cinta juga pengikat antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia mengikuti perintahNya dengan ikhlas.

Dalam buku "seni mencinta", Erich Fromm menyatakan bahwa cinta itu memberi, bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi.
 Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu :
# Pengasuhan
    Contoh : cinta seorang ibu pada anaknya
# Tanggung jawab
   Sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam hal hubungan ibu dan anak bayinya
# Perhatian
   Memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya
# Pengenalan
    Keinginan untuk mengetahui rahasia manusia
Dengan unsur-unsur tersebut suatu cinta dapat dibina dengan baik


Pengertian cinta menurut Dr.Sarlito W. Sarwono, memiliki tiga unsur :
1. Keterikatan
    Adanya perasaan untuk hanya bersama dia dan segala prioritas untuk dia.
2. Keintiman
    Adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dan dia sudah tidak ada jarak.
3. Kemesraan
    Adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen, ucapan-ucapan rasa sayang, dan seterusnya

Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono, tidak semua unsur cinta sama kuatnya. Ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman dan kemesraannya kurang.
Cinta yang unsur keintiman dan keterikatannya kurang, tetapi diwarnai dengan kemesraan yang menggejolak dinamakan cinta yang pincang

Cinta menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya Manajemen Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
Didalam Alqur'an ditemukan ada fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia.

Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan, yang berdasarkan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 24, yaitu;
1. Cinta tingkat tertinggi, adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah
2. Cinta tingkat menengah, adalah cinta kepada orangtua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat
3. Cinta tingkat terendah, adalah cinta kepada keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal

Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Bentuknya beraneka ragam, misalnya :
  • Cinta kepada Thagut, yaitu syetan atau sesuatu yang disembah selain Allah
  • Cinta berdasarkan hawa nafsu
  • Cinta yang mengutamakan kecintaan pada orangtua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal
   
Hikmah cinta itu sangat besar, diantaranya ;
a. Sesungguhnya cinta itu merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami bermacam rintangan
b. Fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar dalam melestarikan kehidupan lingkungan
c. Fenomena cinta merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antara keluarga, kerukunan masyarakat, mengasihi sesama makhluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman dan keselamatan di bumi.



2. Cinta Menurut Ajaran Agama


Dalam kehidupan manusia cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Alqur'an, yaitu ;

Cinta Diri
Cinta diri berkaitan dengan dorongan menjaga diri. Alqur'an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan menghindari sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya.Diantara gejala yang menunjukan kecintaan manusia pada dirinya sendiri, ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup.

Cinta kepada sesama manusia
Alqur'an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri sendiri. Dalam seruan itu terkandung pengarahan agar para mukmin tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

Cinta seksual
Cinta erat kaitanya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerjasama antara suami dan istri. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu pernikahan.

Cinta kebapakan
Para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis.
Cinta kebapakan terlihat jelas dalam do'a Zakaria a.s, yang memohon pada Allah agar ia dikarunia seorang anak. Begitu juga kisah Nabi Nuh, ketika ia memanggil anaknya dengan penuh cinta.

Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepadaNya

Cinta kepada Rasul
seorang mukmin yang benar-benar beriman akan mencintai rasulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan segala kesulitan sehingga Islam tersebar di dunia.


 
3. Kasih Sayang


Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan  sayang, cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak dari masimg-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.

Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.

Adanya kasih sayang mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayang bermacam-macam bentuknya begitu pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih dapat dibedakan :

  • Orangtua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
  • Orangtua bersifat pasif, si anak bersifat aktif
  • Orangtua bersifat pasif, si anak bersifat pasif
  • Orangtua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Contoh karya yang mengungkapkan kasih sayang, yaitu ;
  • Sajak Asrul Sani, yaitu "Surat dari Ibu"
  • Sajak Asrul Sani, yaitu "Elang Laut"
  • Novel "salah Asuhan", karya Abdul Muis
Kasih sayang yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan. Pada umumnya anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati orangtua.



4. Kemesraan


Kemesraan berasal dari kata dasar "mesra", yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan akrab baik antara pria-wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.

Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya "Makna Kasih" mengatakan, "jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar keluar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain."

Yose Ortega Y. Gasset dalam novelnya "On love" mengatakan, "dikedalaman sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya."

Dibawah sorotan pandangan evolusi, cinta menjadi lebih agung lagi, karena ia merupakan daya pemersatu dalam alam semesta, dan kondisi utama yang memungkinkan hidup.

Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai kemampuan dan bakatnya.


5. Pemujaan


Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.

Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintah Nya. karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi dalam hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memujaNya.
Manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuhan sungguh Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang.

a. Cara Pemujaan
Terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi,dan situasi. Di alam semesta ini tidak ada seorangpun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta segala-galanya.
Oleh karena itu pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya.

b. Tempat Pemujaan
Masjid, gereja, candi, pura dan lainnya merupakan tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan.
Apabila masyarakat berhasil membangun tempat memuja, tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhan atau yang dianggap Tuhan sebesar dan seindah mungkin maka banggalah masyarakat itu.
Bangsa Indonesia memiliki Borobudur sebagai tempat pemujaan agama Budha yang tidak ada duanya di dunia ini pada jamannya.

c. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Cinta menimbulkan daya kreativitas pencintanya. Pengertian kreativitas antara lain ialah mencipta.



6. Belas Kasihan


Dalam surat Yohannes dijelaskan ada tiga macam cinta, yaitu ;
  1. Cinta agape, ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diterangkan pada kegiatan belajar.
  2. Cinta philia, ialah cinta kepada ayah-ibu (orangtua) dan saudara. 
  3. Cinta eros/amor, ialah cinta antara pria dan wanita
Cinta terhasap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah "belas kasihan" untuk membedakan antara cinta kepada orangtua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan.
Perbuatan atau sifat yang menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak.
Dalam essay "On Love" ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur "pamrih"



7. Cinta Kasih Erotis


Cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif, bukan universal, dan barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.

Cinta kasih erotis sering dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang asing satu sama lain.
Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual. Mereka beranggapan karena mereka mengalami keterpisahan orang lain terutama sebagai keterpisahan fisik, maka dengan penyatuan fisik dapat mengatasi keterpisahan tersebut.
Disamping itu terdapat pula faktor-faktor lain bagi orang untuk mengatasi keterpisahan, seperti ;
  • Bercakap-cakap tentang kehidupan diri pribadi
  • Tentang pengharapan-pengharapan dan kecemasan-kecemasannya
  • Menampakan diri dengan segi-segi keanehannya
  • Mengadakan hubungan dan minat yang sama terhadap dunia sekitar
Bagi kebanyakan orang keinginan seksual senantiasa disamakan dengan gagasan cinta kasih. Mereka mudah terbawa oleh kesimpulan yang salah bahwa mereka sedang mencintai dan mengasihi yang lain, sedangkan sebenarnya yang terjadi bahwa mereka saling menginginkan secara fisis.

Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Dalam hal itu, hubungan fisis tadi tidak memperlihatkan sifat-sifat yang rakus dalam keinginan untuk menaklukan atau ditaklukan, tetapi tercampur dengan kehalusan bertindak serta kemesraan.
Kemesraan sama sekali bukan merupakan sublimasi naluri-naluri seksual seperti yang diyakini oleh freud, melainkan merupakan hasil langsung dari cinta kasih kesaudaraan dan terdapat baik dalam bentuk-bentuk cinta kasih fisis maupun psikis.

Cinta kasih erotis itu ekslusif hanyalah dalam arti bahwa seseorang dapat menyatukan dirinya secara lengkap dan intensif hanya dengan satu orang saja.Cinta kasih erotis mengekslusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keikutsertaan selengkapnya dengan semua aspek kehidupan orang lain, tetapi bukan dalam arti cinta kasih kesaudaran yang mendalam terhadap orang lain. Mencintai dan mengasihi seseorang bukan hanya merupakan perasaan yang kuat melainkan merupakan suatu putusan, penilaian dan perjanjian.


Referensi : Widyo nugroho, Achmad Muchji ;Ilmu Budaya Dasar;Gunadarma;Jakarta,1994
                 Drs. Djoko Widagdho, dkk; Ilmu Budaya Dasar;PT bumi aksara;jakarta,2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar