Kamis, 11 November 2010

MANUSIA DAN KEINDAHAN

1. PENGERTIAN KEINDAHAN

     Keindahan asal katanya dari kata indah,artinya bagus, permai, cantik, elok, dan sebagainya. Benda-benda yang  mempunyai sifat indah biasanya adalah hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, suara, warna, dan lainya. Ruang lingkup keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia itu sendiri dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial dan budaya. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.

     Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

    Menurut The Liang Gie dalam bukunya ''garis Besar estetik " (filsafat keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata "beautiful", Perancis "beau", Italia dan Spanyol "bello". 
Selain itu Liang Gie juga membedakan pengertian keindahan menurut luasnya:
1. Keindahan dalam arti luas
    Hal ini mengandung pengertian tentang ide kebaikan. Pengertian yang seluas-luasnya ini meliputi :
     a. Keindahan Seni
         Di Indonesia banyak sekali  keindahan seni dari keanekaragaman budaya daerahnya yang dapat kita lihat. Misalnya pada seni tari tradisional yang terdapat didaerah Bali, yaitu Tari pendet
   b. Keindahan Alam
       Misalnya Keindahan Alam Indonesia yang merupakan suatu negara kepulauan dengan iklim tropisnya.
 
    c. Keindahan Moral
    d. Keindahan Intelektual

2. Keindahan dalam arti estetik murni, ini menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. keindahan dalam arti yang terbatas, yang artinya lebih sempit sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap oleh penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keseimbangan (balance), dan kebalikan (contrast). Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Atau bisa dikatakan juga keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan yang mengamati.

2. MAKNA KEINDAHAN

Ada beberapa persepsi tentang keindahan, yaitu :
a. Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy)
b. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian yang saling berhubungan satu sama lain atau dengan keseluruhan itu sendiri (Baumgarten)
c. Keindahan harus bisa memupuk perasaan moral. Oleh karena itu yang indah hanya yang baik (Sulzer)
d. Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winchelmann)
e. Yang memiliki proporsi yang harmonis itulah yang indah (Shaftesbury)
f. Keindahan ialah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume)

3. RENUNGAN

    Renungan asal katanya dari renung, yang artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam. Renungan merupakan hasil merenung. Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, yaitu sebagai berikut :
 
1). Teori Pengungkapan
      Dalil dari teori ini ialah bahwa "Art is an expression of human feeling" ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutarna bertalian dengan apa yang dialarni oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf ltalia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalarn bahasa Inggris "esthetic as Science of Expresion and General Linguistic". Beliau antara lain menyatakan bahwa "art is expression of impressions" (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan). Expression adalah sarana dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan garnbaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud berbagai garnbaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalarn dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalarn garnbaran angan-angan.
      Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoy dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalarninya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak,garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalarn kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.

2). Teori Metafisika
      Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). lni sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi, ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi tersebut. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan nimemis (tiruan) dari realita duniawi.
Dalarn zarnan modern suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisis dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemaharnan terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara. Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan itu. Selanjutnya ide-ide itu mempunyai perwujudan sebagai benda-benda khusus. Pengetahuan sehari-hari adalah pengetahuan praktis yang berhubungan dengan benda-benda itu. Tapi ada pengetahuarr yang lebih tinggi kedudukannya, yakni yang diperoleh bilamana pikiran diarahkan kepada ide-ide dan merenungkannya demi ide-ide itu sendiri. Dengan melalui perenungan semacam ini lahirlah karya seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.

3). Teori Psikologis
     Teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
   Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori perrnainan yang dikembangkan oleh Freidrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam perrnainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi Spencer, permainan itu berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan. Seseorang yang semakin meningkat taraf kehidupannya tidak memakai habis energinya untuk keperluan sehari-hari, kelebihan tenaga itu digunakan untuk menciptakan kebutuhan dan kesempatan untuk melakukan rangkaian permainan yang imaginatif dan kegiatan yang akhimya menghasilkan karya seni. Teori permainan tentang seni tidak sepenuhnya diterima oleh para ahli estetik. Kebenaran pokok yang dapat diajukan ialah bahwa permainan merupakan suatu kreasi, padahal seni adalah kegiatan yang serius dan pada dasamya kreatif.
   Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia. Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda yang dilambangkan disebut iconic sign (tanda serupa), misalnya tanda lalu lintas yang memperingatkan jalan yang berbelok-belok dengan semacam huruf  "Z" adalah suatu tanda yang serupa atau mirip dengan keadaan jalan yang dilalui. Menurut teori penandaan itu, karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya. Sebagai contoh sebuah lagu dengan irama naik turun dan alunan cepat lambat serta akhimya berhenti adalah simbol atau tanda dari kehidupan manusia dengan pelbagai perasaannya yang ada pasang  surut serta tergesa-gesa atau santainya dan ada akhirnya.

4. KESERASIAN


    Keserasian berasal dari kata serasi,  serasi kata dasarnya rasi yang artinya cocok, sesuai, selaras, atau kena benar. Kata-kata tersebut mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan keseimbangan.
Dalam perpaduan misalnya, dari segi berpakaian perpaduan warna bagian atas dan bawah harus sesuai dan disesuaikan juga dengan warna kulit. Apabila cara memadukannya  kurang cocok, maka akan tidak enak di pandang. Sebaliknya, bila serasi  akan membuat orang senang melihatnya. Atau orang yang berkulit gelap kurang pantas bila memakai baju warna hijau, karena warna itu justru menggelapkan kulitnya.
    Pertentangan pun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam irama musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualita / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity). keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalarn suatu benda dan diantara benda itu dengan yang mengamati.
   
5. KEHALUSAN

     Berasal dari kata halus yang artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.Atau bisa dikatakan juga sifat-sifat yang halus, kesopanan atau keadaban.
Halus merupakan sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun masyarakat luas. Lembut dalam menghadapi orang, perkataan, roman muka dan sikap anggota badan lainnya.
Unsur - unsur yang dapat menciptakan sikap halus atau kasar yaitu :
a. Anggota Tubuh (Badan)
Menurut Alex Gunur dalam bukunya yang berjudul “Etika” menjelaskan bahwa anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan atau kasar ialah kaki, tangan, kepala, bahu, mulut, bibir, mata, roman muka. Orang yang kesadaran etikanya tinggi sikap kakinya dikendalikan dengan baik untuk tidak mengganggu atau merugikan orang lain.
b. Bahasa
Dari segi bahasa Alex Gunur menjelaskan bahwa perkataan yang tersusun dalam kalimat-kalimat adalah merupakan ungkapan atau gambaran isi hati, keinginan, pendapat (ide) atau sikap kita terhadap orang lain.
Orang yang mempunyai kesadaran etis yang tinggi bisa memilih kata yang sopan dan penyusunannya juga teratur serta pandai mengatur dan mengendalikan nada irama atau alun suara dalam mengungkapkan isi hati, keinginan atau pendapatnya.
c. Bagian-Bagian Rohaniah
Ada tiga unsur rohaniah yang melahirkan sikap, yaitu :
- Pikiran
Dengan pikiran manusia dapat menciptakan pengetahuan, gagasan, pendapat, ide, daya upaya atau akal, teori, pertimbangan, renungan, kesadaran, kebijakan dan sebagainya. Semua itu dapat melahirkan sikap seperti ingin tahu, sikap mengerti, sikap sadar, sikap rasional, apa yang terkandung dalam pikiran dan melahirkan sikap tertentu, misalnya orang yang sedang kusut pikirannya akan tampak pada roman muka yang murung.
- Perasaan
 mempunyai sifat yang sangat peka dalam menghadapi masalah-masalah hidup yang timbul dalam hubungan pergaulan antara manusia, sebab itu perasaan perlu dikendalikan dengan baik.
- Kemauan
Dengan unsur ini manusia dapat menentukan pilihan berbuat atau tidak berbuat sesuatu, berbuat baik atau berbuat tidak baik. Kemauan baik sifatnya luhur dan tidak merugikan orang lain, sebaliknya kemauan buruk akan merugikan orang lain dan dapat menyusahkan diri sendiri maupun orang lain, baik yang menyangkut jiwa, jasmani maupun material, selain itu juga ada kemauan keras, kemauan lunak dan kemauan lemah.

6. MANUSIA DAN KEINDAHAN

    Agar orang tidak terjerumus kedalam "keindahan semu", maka orang itu harus selalu mempertemukan keindahan subjektif dengan keindahan objektif. Seseorang dikatakan berpribadi mulia, bila ia memiliki rasa keindahan atau minatnya terhadap keindahan cenderung kepada keindahan objektif. Orang yang seperti itu perilakunya akan baik pula, sesuai sabda Nabi Muhammad saw :
"Dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Manakala segumpal daging itu baik, maka akan baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Tetapi manakala segumpal daging itu tidak baik, maka akan menjadi tidak baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Segumpal daging yang dimaksud adalah hati".



Referensi :
Drs. Djoko Widagdho, dkk; Ilmu Budaya Dasar;PT bumi aksara;jakarta,2008
http://skyrider27.blogspot.com/2010/03/manusia-dan-keindahan.html
http://romandar.multiply.com/journal/item/1/Manusia_dan_Keindahan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar