Rabu, 17 November 2010

MANUSIA DAN PENDERITAAN

PENDERITAAN

Hampir semua manusia di dunia ini merasakan yang namanya penderitaan. Tak peduli dia kaya atau miskin, dari golongan bangsawan, raja, presiden bahkan Nabi Muhammad utusan Allah sekalipun pernah mengalami yang namanya penderitaan. Ada penderitaan fisik (lahir) dan penderitaan psikis (batin). Oleh sebab itu tergantung bagaimana manusianya menyikapi penderitaan itu sendiri. Berbagai cara dilakukan orang untuk lari atau menghinadar dari penderitaan. Banyak orang kadang memilih bunuh diri dengan cara melompat dari gedung bertingkat, atau terlibat dengan obat-obatan terlarang dan banyak hal-hal negatif lainnya yang dilakukan hanya untuk mghindar dari yang namanya penderitaan.

Sebenarnnya apa itu penderitaan yang menjadi sosok menakutkan yang mesti dihindari meski dengan cara ekstrim sekalipun oleh manusia?

Penderitaan itu dari kata derita yang berasal dari bahasa sanskerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Baik dalam Alqur'an maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia itu berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumya manusia itu kurang memperhatikan peringatan tersebut sehingga menganggap penderitaan itu adalah hal yang harus segera diakhiri apapun caranya itu.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan ini. Banyaknya kasus tersebut sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia.
Hampir semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi penderitaan.
- Epos Ramayana dan Mahabrata merupakan  cerita yang penuh penderitaan.
- Karya Shakespeare pun banyak mengungkapkan penderitaan batin yang dialami pelakunya dalam kisah  "Romeo dan Juliet". Disini Shakespeare ingin mengkomunikasikan  penderitaan batin dua remaja yang saling jatuh cinta namun tidak direstui oleh kedua orang tua mereka.
- Banyak cerita-cerita lainnya yang isinya selalu ada penderitaan. Tanpa adanya penderitaan alur ceritanya menjadi kurang menarik.

Pada umumnya banyak Tokoh-tokoh besar dari berbagai negara termasuk indonesia yang sebelum jadi orang besar hidupnya penuh dengan penderitaan, tapi mereka mampu menjadikan penderitaan sebagai motivasi hidup sehingga nama mereka bisa dikenang sampai sekarang dan dijadikan panutan bagi kita semua. Diantaranya adalah :
- Dalam riwayat hidup Buddha Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief pada dinding candi Borobudur. Biarpun berupa relief, namun hati kita pilu dan haru, pada saat melihatnya. Seorang pangeran (Sidharta ) yang meninggalkan istana yang penuh kemewahan, masuk hutan menjadi bhiksu dan makan dengan cara mengemis. Mengembara di hutan yang penuh penderitaan dan tantangan.
- Dalam kisah Nabi Muhammad, diceritakan sebagai anak yatim, dan kemudian yatim piatu; dibesarkan oleh kakeknya kemudian pamannya, yang semuanya penuh penderitaan. Ia mengembala kambing, bekerja pada orang (buruh), dan sebagainya. Bahkan lebih 75 % dari hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.
- Nabi Isa pun hidupnya penuh penderitaan. Bahkan lahirnya pun di palungan.
- Hamka mengalami penderitaan yang hebat pada masa kecilnya, hingga ia hanya sempat bersekolah kelas II SD saja.
- Bung Hatta beberapa kali menjalani pembuangan ditengah hutan Irian jaya yang penuh belukar dan penyakit. Dan akhirnya menjadi pemimpin bangsa ini.
  Ketika kita membaca riwayat hidup para tokoh tersebut, kita dihadapkan kepada jiwa besar, harga diri, berani karena benar, rasa tanggung jawab dan semangat untuk berjuang yang tiada kenal kata menyerah.

Pada saat sekarang ini perkembangan teknologi modern menyebabkan berita tentang penderitaan semakin cepat meluas melalui berbagai media massa. Berita sebab-sebab manusia menderita seperti gunung meletus, tsunami, banjir bandang, kebakaran silih berganti mengisi media massa dengan maksud agar kita semua dapat melihat dan merasakan bagaimana penderitaan mereka meski dari kejauhan. Dari hal ini kita tahu bahwa penderitaan merupakan bagian penting dan menarik bagi media massa dimanapun itu. Ini disebabkan karena penderitaan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia.


PENDERITAAN SEBUAH FENOMENA UNIVERSAL

Sebenarnya penderitaan terjadi tidak hanya lantaran perang atau karena tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal yang menyebabkan penderitaan manusia, seperti; bencana alam, musibah atau kecelakan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan bisa dikatakan sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman sekarang, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan menimbulkan penderitaan bagi yang tidak mampu untuk memenuhinya. Akan tetapi penderitaan itu telah ada sejak kelahiran manusia pertama yaitu nabi Adam. Betapa menderitanya nabi Adam dan Hawa ketika ia harus meninggalkan surga lantaran tindakannya yang tidak mengikuti perintah Tuhan dan lebih mengikuti nafsunya dan bujukan syaitan.

Selain itu penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal perbedaaan  manusia. Maksudnya, penderitaan juga bisa dialami oleh manusia-manusia suci atau nabi dan rasul. Begitu universalnya fenomena penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak para seniman dan filsuf mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan ajaran filsafatnya. Bahkan bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari imajinasi penderitaan.

SIKSAAN

Bebicara tentang siksaan maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa. Macam siksaan bertebaran diantara 69 buah ayat dari surat Al-Ankabut, antar lain ayat 40 yang menyatakan :
" Masing-masing bangsa itu Kami siksa dengan ancaman siksaan karena dosa-dosanya. Ada diantaranya Kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkam kedalam tanah seperti Qarun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nabi Nuh. Dengan siksaan-siksaa n itu Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jugalah yang menganiaya diri sendiri karena dosa-dosanya."

Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati , siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas baik bagi yang yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung atau tak langsung. Terbuktinya dengan banyaknya tulisan baik berupa cerpen , berita ataupun novel yang mengisahkan siksaan orang. Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan kita dapat memetik hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan ketakwaan.

RASA SAKIT

Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit ataupun sakit. Penyakit atau sakit sehingga ada rasa sakit  dapat menimpa setiap manusia. Semua manusia tak dapat menghindarkan diri bila telah tertimpa oleh rasa sakit tersebut bahkan dokter sekalipun tak dapat menghindarinya.
Penderitaan rasa sakit dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dengan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibatnya.
Rasa sakit dalam kehidupan sehari-hari ada tiga macam:
1. sakit hati
 Sakit hati banyak pula jenis dan sifatnya. Sakit hati dapat menyebabkan orang berfikir terus, yang akibatnya  dapat menjadikan si pendeita sakit fisik.
2. Sakit syaraf
3. Sakit jiwa

Rasa sakit banyak hikmahnya antara lain dapat mendekatkan diri kepada Tuhan, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa sosial dan sebagainya.

MANUSIA DAN PENDERITAAN

Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Penderitaan itu ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri. Atau disebut juga dengan faktor internal dan eksternal.
Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.
Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa takut. Rasa takut setiap saaat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh utama  manusia (Dr. Orison Sweet Marden)
Sekarang yang paling penting upaya kita untuk meniadakan rasa takut dan rasa kurang itu Karena keduanya itu termasuk penyakit batin manusia maka usaha terbaik adalah menyehatkan batin itu.
Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu ;
1. Eksternal murni
Yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
2. Eksternal tak murni
Yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.

Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang paling jitu adalah "mawas diri". Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita menjadi orang yang sabar dan tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan.


Referensi :
Drs. Djoko Widagdho, dkk; Ilmu Budaya Dasar;PT bumi aksara;jakarta,2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar